Rabu, 15 Desember 2021

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL ABAD 21 UNTUK MENJAWAB TANTANGAN PEMBELAJARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

 

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL ABAD 21 UNTUK MENJAWAB TANTANGAN PEMBELAJARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

1Eko Cahyono

SD Islam Mohammad Hatta

eko.cahyono703@gmail.com

 

Abstrak

Masa revolusi industri 4.0 membuat siswa harus bisa menguasai keterampilan, pengetauan, dan kemampuan dibidang teknologi. Supaya tuntutan tersebut bisa tercapai guru harus memiliki empat kompetensi yaitu 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, point ke empat yaitu profesional harus dikuasai dan diteraptkan oleh guru untuk menghadapi pendidikan abad 21. Tentu saja guru yang menguasi ilmu pengetahuan dan kemampuan beradaptai deng teknologi baru dengan tantagan dunia global yang bisa memberikan pengaruh keterampilan dan pengetahuan kepada siswa. Namunpada kenyataan dilapangan masih banyak sekali guru enggan dengan perkembangan teknologi sekalipun dunia pendidikan sudah bertransformasi. Padahal saat ini sangat dibutuhkan sosok guru yang mampu memahami dinamika kelas dan memanfaatkan teknologi guna memberikan pembelajaran kepada siswa. Maka dari itu tujuadari tulisan ini untuk mengetahui kompetensi guru profesional abad 21 untuk menjawab tantangan pembelajaran era revolusi industri 4.0 metode yang digunakan adalah metode studi kepustakaan, dengan pendekatan kualitatif.. penulis berkesimpulan guru pada abad 21 memiliki sebuah tantangan yang berat dengan kompleksitas yang besar salah satunya guru harus menjadi sebuah panutan oleh siswanya sehingga siswa mempunyai kreativitas dan keterampilan yang tinggi dan bisa mengikuti pembelajaran di era digital ini dengan baik

Kata kunci : Revolusi industri 4.0,Guru abad 21, Kompetensi guru

 

Abstract

The period of the industrial revolution 4.0 makes students must be able to master skills, knowledge, and abilities in the field of technology. In order for these demands to be achieved, teachers must have four competencies, namely 4 competencies, namely pedagogic, personality, social and professional competencies, the fourth point, namely professionalism, must be mastered and applied by teachers to face 21st century education. with new technology with global world challenges that can influence students' skills and knowledge. However, in reality in the field there are still many teachers who are reluctant to develop technology even though the world of education has been transformed. Even though at this time it is urgently needed a teacher who is able to understand class dynamics and utilize technology to provide learning to students. Therefore, the purpose of this paper is to determine the competence of 21st century professional teachers to answer the learning challenges of the industrial revolution 4.0 era. The method used is the literature study method, with a qualitative approach. The author concludes that teachers in the 21st century have a formidable challenge with great complexity. the only thing is that the teacher must be a role model by the students so that students have high creativity and skills and can follow learning in this digital era well

Keyword : Industrial revolution 4.0, 21st century teachers, teacher competencies

 

PENDAHULUAN

                Era revolusi industri 4.0 saat ini menjadi sebuah isu yang paling banyak diperbincangkan, termasuk di Indonesia. Menurut Parasetyo dan Trisyanti (2018) era revolusi sudah dimulai sejak abad 18 dengan ditandai penemuan mesin uap yang memungkinkan proses produksi dilakukan secara massal pada saat itu bisa disebut era revolusi 1.0, memasuki abad ke 19-20, revolusi 2.0 mulai masuk dengan adanya listrik, dimana penemuan tersebut dapat membantu menurunkan biaya produksi. Revolusi industri 3.0 masuk sekitar tahun 1970-an dengan tenaga komputerisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembag  membawa peradaan  semakin maju. Tahun 2010 mulai rekayasa intelegensia dan internet of thing, globalisasi telah memasuki era revolusi 4.0 dan menjadikan masyarakat semakin dipermudah dalam melakukan aktivitas dengan waktu yang lebih efektif dan efisien.

            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menjadikan tuntutan revolusi terus meningkat. Masyarakat secara global perlu menyiapkan bekal dalam menghadapi perubahan tersebut. Ada dua pilihan yang dapat diambil yaitu keinginan untuk berubah dan memenuhi tuntutan perkembangan  zaman atau berdiam diri dan menunggu untu diubah. Khusus dunia pendidikan, riset, teknologi, dan pendidikan tingi merupakan salah satu faktr yang semakin penting dalam membangun daya saing bangsa dan memajukan kesejahteraan masyarakat serta keadilan (Taryono, 2018). Melihat pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, guru sebagai pendidik dituntut mampu melahirkan generasi bangsa yang mampu bersaing di Era Revolusi 4.0, termasuk Era Revolusi 5.0, 6.0, dan seterusnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menjelaskan bahwa guru dan dosen mempunyai posisi, peran, dan fungsi yang strategis dalam mendukung pembangunan nasional dibidang pendidikan.

            Pesatnya perkembangan zaman dengan persoalan guru yang sangat kompleks, terlebih menjadi guru abad 21 sangat berbeda dengan guru yang berada di abad 20-an, kini eksistensi guru tidak lagi dipandang dari kharismanya semata. Menurut Karim dan Saleh Sugiyanto (2006) terlebih guru sekarang dituntut bagaimana mampu berkomunikasi dan beradaptasi mengikuti arah tangan zama. Guru diera digital saat ini haruslah mampu berinovasi dan berkreasi karena sistem pembelajaran than 80-an sudah tidak diterima oleh anak didik zaman sekarang. Permasalahan yang muncul menurut Syarifudin Yunus (Detik.com, 23 November 2019) bahwa penyebab rendahnya kompetensi guru di Indonesia adalah, pertama, ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar. Sampai saat ini, masih banyak guru yang mengajar mata pelajaran yang bukan bidang studinya. Hal ini disebabkan persebaran guru masih belum merata di semua wilayah sehingga banyak sekolah yang kekurangan guru. Untuk menutup kekurangan guru, pihak sekolah kemudian menugaskan guru mengajar beberapa disiplin ilmu agar setiap peserta didik bisa merasakan semua pelajaran yang wajib mereka dapatkan. Ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar ini berdampak pada proses pembelajaran menjadi tidak maksimal dan peserta didik tidak menguasai secara keseluruhan materi yang diajarkan oleh guru tersebut.

Selain itu permasalahan yang lain yaitu rekrutmen guru yang belum efektif. Masih banyak calon guru yang direkrut tanpa melalui sistem rekrutmen yang dipersyaratkan. Apalagi untuk sekolah yang kekurangan guru, sering terjadi penerimaan guru hanya berlandaskan ijazah sarjana kependidikan tanpa mempertimbangkan kemampuan calon guru tersebut dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu. Belum lagi proses rekrutmen guru yang memprioritaskan hubungan kekerabatan, bukan seleksi kompetensi. Kondisi ini menjadikan kompetensi guru semakin rendah dan akan menghambat guru dalam menghadapi tantangan yang ada pada Revolusi Industri 4.0.  Guru merupakan pendidik yang professional dengan tugas utama yaitu mendidik, memberikan pengajaran, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan untuk arti professional sendiri dalam UU tersebut diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang sebagai mata pencaharian dan didasari pada keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Seorang guru dikatakan profesional harus memiliki 4 kompetensi.

Kompetensi tersebut antara lain (1) kompetensi pedagogik, meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. termasuk mencakup kemampuan ini antara lain sub-sub kemampuan ; (a) menata ruang kelas, (b) menciptakan iklim kelas yang konduktif, (c) memotivasi siswa agar gaira belajar, (d) memberi penguatan verbal maupun non verbal, (e) memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas kepada siswa, (f) tanggap terhadap gangguan kelas, dan (g) menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah. (2). Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak mulia. (3) Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. dan (4) Kompetensi profesional`merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian.

Keempat kompetensi tersebut, dalam pelaksanannya merupakan satu ketuan yang utuh, karena seorang yang memiliki kompetensi ini merupakan syarat untuk dikategorikan sebagai guru yang professional di abad-21.  Untuk menghadapi pendidikan abad 21 yang mengharuskan guru untuk selalu inovatif, kreatif dan selalu mengikuti perkembangan zaman dalam artian tidak terpaku pada apa yang sudah diketahui saja. Oleh karena itu dibutuhkan profesionalisme guru dan kematangan kompetensi guru untuk menghadapi pendidikan abad 21. Guru professional memerlukan proses yang cukup panjang, sesuai dengan pasal 20 UU No 14 tahun 2005 bahwa dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, guru berhak: (a) Merencanakan pembelajaran, yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. (b) Mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (c) Bertindak oyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. (d) Menjunjung tinggi peraturan perundangundangan, hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika. (e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa, dan (f) Guru harus memiliki kemampuan dalam menggunakan TIK dalam proses pembelajaran

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan, dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono, (2018) penelitian kualitatif ditunut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Kajian teori dalam penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan berapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti.

HASIL dan PEMBAHASAN

            Pembelajaran abad ke-21 siswa dituntut harus memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan  hidup dan karir. Menurut Kemendikbud (2013) merumuskan paradigma bahawa pembelajaran abad ke-21 menekankan pada kemampuan siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerja sama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Menurut Frydenberg dan Adone (2011). Untuk menghadapi pembelajaran abad-21, setiap orang harus memiliki sebuah keterampilan berpkir yang kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi media, literasi informasi dan menguasai teknologi informasi dan komunukasi.

            Karakteristik siswa abad ke-21 harus memiliki empat keterampilan (communication, collaboration, critical thinking and problem sorving serta creativity dan innovation) keterampilan sudah semestinya tercermin dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh seorang guru. Keterampilan abad ke-21 dapat diintegrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pemilihan metode, media, dan pengelolaan kelas benar-benar dapat meningkatkan keterampilan tersebut. Karena itulah menjadi keharusan kemampuan pedagogi guru dalam menyelesaikan dengan karakteristik dan keterampilan yang diperlukan di abad 21. Kemampuan pedagogi menurut Suparno (2002) kemampuan dalam pembelajaran yang memuat sebuah pemahaman akan sifat, ciri siswa dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna dalam membantu siswa, menguasai beberapa sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan kemampuan siswa.

            Tantangan di era revolusi industri 4.0 khususnya di dunia pendidikan adalah seorang guru harus bisa mengubah pola pikir siswa dari memanfaatkan menjadi mencipta. Pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan memadai supaya mampu beradaptasi dengan tuntutan perubahan zaman serta mampu bersaing dengan tenaga kerja yang lain, semuanya itu dapat dilakukan agar pendidikan dapat memiliki keterkaitan dan kesetaraan (link and match) dengan kebutuhan masyarakat sehingga lulusan yang dihasilkan dapat langsung terserap  oleh dunia kerja. Sedangkan tantangan pendidikan yang berkaiatan dengan sains dan teknologi pada masyarakat era digital adalah mengaplikasikan agar pendidikan bisa memberdayakan peserta didik sehingga mampu mengembangkan dan mengaplikasikan sains dan teknologi dalam berbagai bidang  secara bijak

            Teknologi yang harus dikembangkan dan diaplikasikan yaitu teknologi yang tepat guna artinya yang ramah lingkungan dengan masyarakat. Tantangan guru di era digital yaitu membuat siswa harus cocok dengan sistem pembelajaran abad 21, tetapi masih banyak guru sampai saat ini menggunakan pembelajaran abad 80-an, sedangkan siswanya sudah menggunakan peralatan yang canggih seperti laptop. Dampaknya guru dan siswa memiliki perbedaan secara radikal sebab banyak terjadi ketidakcocokan antara guru dan siswa. Hal ini diperparah dengan kondisi guru yang lambat sekali dalam mengejar laju modernisasi pendidikan, dari kelambatan tersebut berdampak pada guru hanya menyampaikan sebuah informasi yang diketahuai dari sumber yang terbatas. Sedangkan siswa yang sudah bisa mengikuti jaman digital sudah bisa menerima informasi dengan cepat dari berbagai sumber multimedia. Guru lebih menyukai menyediakan sebuah informasi secara linear, logis dan lempeng, sedangkan siswa jaman digital ingin mengakses berbagai informasi secara acak. Guru menginginkan siswanya dapat bekerja dengan mandiri  sedangkan siswa jaman digital lebih menyukai interaksi stimultan dengan banyak orang

            Siswa digital cenderung menyukai pelajaran yang relevan, menarik dan dapat langsung dipergunakan, sedangkan guru ingin mengikuti kurikulum dan memenuhi standarisasi. Siswa pada jaman digital  lebih akrab dengan layar dan alat elektronik (HP, lamptop) dari pada dengan kertas dan papan tulis. Padahal saat ini masih bana sekali guru masih menggunakan pembelajaran konvesional (sederhana) dengan menggunakan kertas dan papan tulis. Banyak sekali ancaman dan tantangan yang dihadapi seorang guru yaitu lama-kelamaan peran guru akan hilang digantikan oleh teknoli yang semakin canggih. Apalagi sekarang banyak sekali aplikasi-aplikasi yang menyediakan jasa belajar yang dat diakses dimanapun dengan mudah. Media sosial saat  ini banyak disukai oleh masyarakat terutama oleh aum pelajar yang juga berpotensi besar menggeser peran guru sebagai tenaga pendidik yang salah satunya adalah menyebarkan informasi dan ilmu pengetahuan .

            Masuknya dunia digital membuat tuntutan lebih rumit dan menantang karena era tersebut memutuhkan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi selaian dari perkemabangan teknologi yang sangat cepat, juga diakibatkan oleh perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua, guru, dosen serta pola hubungan antara mereka. Perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Tibalah saatnya menoleh sejenak kearah pandangan dengan sudut yang luas mengenai peran-peran yang akan semakin dimainakan oleh pembelajaran dan pendidikan dalam masyarakat yang berbasis pengetahuan (Trilling dan Hood, 1999)

            Penurunan pendidikan sudah kita rasakan selama bertahun-tahun, kesekian kalinya kurikum menjadi kambing hitam yang dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya untuk mengubah kurikulum mulai dari kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti dengan kurikulum 1994. Menurut Nasanius (1988) mengungkapkan bahawa kemrosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum melainkan oleh kurangnya kemampuan professional guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme sebagai acuan kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi dua faktor besar yaitu faktor internal (minat dan bakat) dan faktor eksternal (lingkungan sekitar, sarana prasarana serta berbagai latihan yang dilakukan oleh guru). Menurut Sumargi (1996) profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuan. Kadar profesionalisme guru sangat ditentukan oleh tingkat penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang mendasi terbentuknya kompetensi profesionalisme. Menurut Arifin (2011) guru yang mememiliki kompetensi professional apabila (1) guru mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, (2) guru mampu melaksanakan peran-perannya secara baik, (3) guru mampu bekerja dalam usaha mencapai tuuan pendidikan sekolah, (4) guru mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar di sekolah. Guru yang memiliki profesionalisme pasti paham dengan tingkat kecerdasan siswanya, karena kecerdasan mempunyai andil besar dalam pengembangan pembelajaran guru. Guru profesional merupakan guru yang mempunyai kemampuan dalam mengorganisasikan lingkungan belajar yang produktif dan menyenangkan. Kemampuan tersebut dapat diartikan sebagai kompetensi guru. Guru yang memiliki kompetensi professional harus memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matte (bidang studi) yang diajarkan secara metodologi yaitu dengan konsep teoritik, maupun memiliki metode yang tepat serta dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar dengan berlandaskan pada TIK demi mencapai tujuan yang lebih optimal

KESIMPULAN

            Berdasarkan undang-undang No.14 tahun 2005 seorang pendidik harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, point ke empat yaitu profesional harus dikuasai dan diteraptkan oleh guru untuk menghadapi pendidikan abad 21 dimana guru harus dapat bersifat terbuka, kreatif, inovatif, berwawasan luas dan selalu mencari tahu artinya guru profesional dalam abad 21 ini harus memiliki kemampuan dalam rangka memfasilitasi siswa agar memiliki kompetesni sesuai dengan kebutuhan pendidikan era revolusi industri 4.0. maka dari itu dibutuhkan kecakapan guru terkait dengan kemampuan guru dalam menyiapkan metode, strategi, dan model pembelajaran serta mampu menggunakan media teknologi dan informasi dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Frydenberg, M., & Andone, D. (2011). Learning for 21 st Century Skills, 314–318.

Karim dan Saleh Sugiyanto. (2006). Menampung Anak Usia Sekolah: Antara Target dan Kemampuan”Prisma No.2.Th.V.Jakarta. LP3S.

Nasanius, Y. (1998). Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang Berperan Besar, Bukan Kurikulum . Suara Pembaharuan. (Online), http://www.suarapembaruan.com/News/081998/08 Opini

Prasetyo, B., & Trisyanti, U. (2018). Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial. In Prosiding Semateksos 3 “Strategi Pengembangan Nasional Menghadapi Revolusi Industri 4.0” (pp. 22–27).

Sugiyono.2018. Metode Penelitian Manajemeb Pendekatan: kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi (Mixed Methods), Penelitian Tidakan (Action Research), dan Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.

Sumargi. (1996). Profesi Guru Antara Harapan Dan Kenyataan. Suara Guru No.3-4/1996

Syarifudin Yunus. (2017). Mengkritisi Kompetensi Guru.Detik.com. https://news.detik.com/kolom/d-3741162/mengkritisi-kompetensi-guru Diakses 11 Desember 2021

Taryono, E. (2018). Pengembangan PT Menuju Era Revolusi Industri 4.0: Tantangan dan Harapan melalui Peningkatan Perlindungna Kekayaan Intelektual.

Triling, B. dan Hood.P. (1999). Learning Technology, and Education Reform in te Knowledege Age. USA : Education Technology

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, Bandung: Penerbit Fokus Media.

 

 

.

Kamis, 02 Desember 2021

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAYANAN KOMUNIKASI INDIHOME TERHADAP NILAI BELAJAR IPA KELAS VI SELAMA PEMBELAJARAN ONLINE

 

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAYANAN KOMUNIKASI INDIHOME TERHADAP NILAI BELAJAR IPA KELAS VI SELAMA PEMBELAJARAN ONLINE

1Eko Cahyono

SD Islam Mohammad Hatta

eko.cahyono703@gmail.com

 

ABSTRACT

The internet is one of the information centers that can be found without knowing time and place limits. The internet is called an information center because it is free from obstacles and can be accessed at any time, the internet is good because the service to users is very good so that it can support the online or distance learning process, learning online can support science subjects that require detailed explanations. The purpose of this study was to relate the use of indihome communication services to the value of learning science class VI during online learning. The subjects of this study were 28 students of SD Islam Mohammad Hatta class VI who took part in science learning. Parameters observed in science learning are cognitive aspects. The technique of collecting data is by observation using a questionnaire. Data analysis using Pearson correlation. The results show that the average value of indiHome services is 82% while the IPA value (cognitive aspect) is 84%. The research finding is that there is a correlation between indiHome services and the sixth grade IPA value, which is 0.613> 0.374

Keyword : Internet service, online learning, science leraning

 

 

ABSTRAK

Internet merupakan salah satu pusat informasi yang bisa dijumpai tanpa mengenal batas waktu dan tempat.internet disebut sebagai pusat informasi karena bebas dari hambatan serta dapat diakses kapapun, internet baik karena layanan terhadap pengguna sangat bagus sehingga bisa menunjang proses pembelajaran secara online atau jarak jauh, pembelajaran online dapat mendukung pada matapelajaran IPA yang membutuhkan penjelasan yang detail. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Hubungan penggunaan layanan komunikasi indihome terhadap nilai belajar IPA kelas VI selama pembelajaran online. Subyek penelitian ini adalah 28 siswa SD Islam Mohammad Hatta kelas VI yang mengikuti pembelajaran IPA. Parameter yang diamati dalam pembelajaran IPA adalah aspek kognitif. Teknik pengumpulan data secara observasi dengan menggunakan angket. Analisis data menggunakan Korelasi pearson. Hasil menunjukan bahwa nilai rata-rata layanan indiHome sebesar 82% sedangakan nilai IPA (aspek kognif) sebesar 84%. Temuan penelitian terdapat korelasi antara layanan indiHome dengan nilai IPA kelas VI yaitu 0.613>0.374

Kata kunci : Layanan internet, pembelajaran online, pembelajaran IPA

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring  dengan  perkembangan  globalisasi,  yang  dituntut dengan adanya pertukaran informasi yang semakin cepat baik antar daerah maupun negara, membuat peranan telekomunikasi  menjadi  sangat  penting.  Perkembangan  ini dapat dilihat dari teknologi    yang digunakan untuk menyampaikan   informasi. Telekomunikasi   saat   ini   tidak hanya dilakukan  melalui  saluran  telepon,  tetapi  juga  dapat menggunakan jaringan internet. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi menjadi semakin  kreatif  daninovatif  dalam mengikuti perkembangan zaman.

Internet merupakan salah satu pusat informasi yang bisa dijumpai tanpa mengenal batas waktu dan tempat.internet disebut sebagai pusat informasi karena bebas dari hambatan dan dapat menghubungkan dari satu tempat informasi  ke tempat informasi lainnya dalam waktu yang sangat singkat (Novianto, 2013). Berbagai macam akses informasi dan hiburan online yang ada diseluruh dunia dapat diketahui melalui fasilitas internet. Internet dapat memberikan keleluasaa penggunannya untuk mengakses internet dengan sangat mudah tanpa batas, waktu, serta dapat mengakses dimanapun dan kapanpun berada. Jasa layanan internet yang dapat memberikan layanan dengan mudah bagi penggunannya adalah IndiHome.

Menurut Kompas.com (2021) pelayanan optimal yang diberikan Telkom (IndiHome) terhadap penggunanya sudah mencapai 169,2 juta orang. Sebanyak 117,7 juta pengguna tercatat sebagai pengguna layanan mobile data aktif, dari jumlah pengguna tersebut sudah jelas bawasannya pengguna IndiHome sangat di minati dan terbukti jelas layanannya sanga bagus. Demi menyediakan layanan internet yang bagus IndiHome memberikan layanan fixed broadbrand salah satunya  diskon pasang baru hingga 70% untuk paket khusus guru, siswa dan jurnalis serta indiHome mengeluarkan paket Learning from Home paket ini ditujukan untuk kalangan pelajar baik siswa maupun mahasiswa Sudah bukan hal yang biasa lagi jika banyak siswa kesulitan dalam belajar online. Keterbatasan gawai hingga susah koneksi menjadi sebuah hambatan bagi siswa belajar. Kendala tersebut membuat siswa ketinggalan materi

Menurut hasil suvey APJIII (2020) Pengguna Internet Indonesia 2019-2020. Saat ini penetrasi pengguna internet Indonesia berjumlah 73,7 persen, naik dari 64,8 persen dari tahun 2018, ika digabungkan dengan angka dari proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) maka populasi  Indonesia tahun 2019 berjumah 266.911.900 juta, sehingga pengguna internet Indonesia diperkirakan sebanyak 196,7  juta pengguna. Jumlah tersebut naik dari 171 juta di tahun 2019 dengan penetrasi 73,7 persen atau naik sekitar 8,9 persen atau sekitar 25,5 juta pengguna, “Kalau di tahun lalu kita naik 21 juta dan tahun ini naik kita 25,5 juta

Penggunan internet di zaman modern seperti ini sudah dianggap hal yang biasa, tetapi penggunaan internet yang sangat melonjak drastis adalah ketika ada Covid-19  membuat pola kehidupan di masyarakat menjadi berubah. Termasuk salah satunya kebutuhan kepada teknologi. Dengan hal ini kegiatan masyarakat yang terjadi di luar ruangan semuanya di batasi. kebijakan tersebut membuat semua kegiatan dilakukan menggunakan internet atau online. Sehingga penggunaan internet di Indonesia melonjak, pendidikan sekolah dari SD sampai Perguruan Tinggi sudah berubah sistem menjadi online.

Rencana pencegahan meluasnya penularan covid-19 seluruh penduduk sekolah khususnya dan masyarakat luas dan sekitarnya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan beberapa surat edaran yang menyangkut pencegahan dan pengendalian intinya resolusi dalam penanganan covid-19. Pertama, pada Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Lingkungan Kemendikbud. Kedua, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 berisi Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. Ketiga, Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yaitu terkait Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang antara lain memuat bimbingan tentang prosedur belajar dari rumah (Arifa, 2020)

Penerapan pembelajaran online memungkinkan siswa untuk mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing. Individu atau siswa dapat mengakses bahan materi dan mengirimkan tugas yang diberikan oleh guru tanpa harus datang ke sekolah. Hal ini dapat mengurangi potensi munculnya kerumunan di sekolah seperti yang mungkin terjadi jika pembelajaran secara tatap muka di dalam kelas tetap dilaksanakan. World Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa membatasi perkumpulan massa dapat mengurangi potensi penyebaran Covid-19 (Firman, 2020). Pembelajaran yang biasanya mengalami kendala adalah pembelajaran IPA karena harus menanamkan konsep ke siswa Terlebih lagi dalam pembelajaran IPA di SD yang mengharuskan untuk pembelajaran tatap muka, dimana dalam pembelajaran IPA di SD sebagian besar materinya melakukan percobaan/eksperimen dan tentunya sangat perlu dalam bimbingan guru agar materi yang diajarkan akan tersampaikan dengan baik

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Depdiknas, 2006). Menurut Fauziah (2011), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung oleh peserta didik untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar, yang pada akhirnya mereka menemukan sendiri konsep materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Selain itu pembelajaran IPA diarahkan untuk memberi pengalaman langsung sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam untuk alam sekitar. (Nupita, E. 2013). Berdasarkan uraian permasalah diatas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Hubungan Penggunaan Layanan Komunikasi Indihome Terhadap Nilai Belajar IPA Kelas VI Selama Pembelajaran Online”

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti diarahkan pada rumusan masalah sebagai berikut :

1.        Bagaimana hubungan penggunaan layanan komunikasi IndiHome terhadap nilai IPA kelas VI selama pembelajaran Online ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Hubungan penggunaan layanan komunikasi indihome terhadap nilai belajar IPA kelas VI selama pembelajaran online

1.4. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah, memperkaya khazanah pengetahuan, dan menambah wawasan keilmuan terutama bagi penulis, siswa, serta masyarakat umum mengenai layanan IndiHome terhadap nilai belajar IPA kelas VI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

2.1 Pembelajaran Online

Secara umum pembelajaran online adalah suatu pembelajaran yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan media berbasis komputer serta sebuah jaringan. Belajar online dikenal juga dengan istilah pembelajaran elektronik, e-Learning, on-line learning, internet Sumbernya bisa berasal dari website, internet, intranet, CD-ROM, dan DVD. Selain memberikan instruksi, e-learning juga dapat memonitor kinerja peserta didik dan melaporkan kemajuan peserta didik. E-learning tidak hanya mengakses informasi, tetapi juga membimbing peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang spesifik.-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Sofyana, 2019). Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa, Menurut Riyana (2019) pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online.

2.2 Indihome

IndiHome adalah salah satu perusahaan anak dari PT. Telekomunikasi yang menyediakan jasa layanan pemasangan internet kabel dan televisi kabel, saat ini IndiHome menjadi salah satu perusahaan penyedia jasa layanan internet dan televisi kabel yang paling diminati di Kota Solo karena dari segi harganya yang lumayan murah serta jangkauan IndiHome yang mencakup seluruh kota Solo bahkan sampai ke desa. Selain itu Promosi yang sangat gencar dilakukan IndiHome terbukti berhasil memikat sebagian besar warga Kota Solo dan menjadikan IndiHome perusahaan yang besar. Bertempat di pusat Kota Solo menjadikan kantor IndiHome sangat mudah dijangkau dan ditemukan.

2.2.1 Produk IndiHome

Saat ini IndiHome menyediakan produk berupa paket Triple Play (Internet, Televisi dan Telepon). Berikut rincian produk yang ditawarkan IndiHome :

1)      indiHome Fiber merupakan  layanan digital terdepan dengan menggunakan teknologi fiber optik yang menawarkan layanan Triple Play yang terdiri dari Internet Rumah (Fixed Broadband Internet), Telepon Rumah (Fixed Phone), dan TV Interaktif (IndiHome TV).

2)      USSE TV adalah kabel berbasis sambungan optik yang tersambung dengan paker speedy. Layanan televisi interaktif dan inline yang dapat dinikmati melalui Televisi, PC/Laptop, Smartphone. Selain chanel-chanel pilihan, USEE TV juga mempunyai beberapa keunggulan diantaranya:

·         Pause and Rewind, anda dapat menghentikan (pause) atau memainkan kembali (play) tayangan program TV yang sedang berjalan. Caranya dengan menekan tombol Pause dan Play pada remote USEE TV Cable.

·         TV on Demand, anda dapat menonton kembai tayangan suatu program live/broadcast TV yang telah ditayangkan sampai satu minggu sebelumnya. Tinggal tekan tombol TVOD pada remote lalu pilih acara TV pada channel TV dan hari yang diinginkan

3)      IndiHome View merupakan solusi mudah, cepat dan hemat untuk mengawasi rumah, kantor, toko dengan IP kkamera yang dapat diakses menggunakan Smartphone/Laptop kapan saja dan dimana saja.

4)      Trend Micro Security System adalah layanan Internet Security dari Telkom untuk pelanggan Internet IndiHome denngan aplikasi Trend Micro sebagai platform. Komputer anda akan terlindung dari serangan virus, malware, spyware, spam, phising dan konten yang tidak layak dari Internet sehingga data dan sistem aplikasi terbatas dari gangguan tersebut

5)      Wifi.id Seamless merupakan layanan yang diberikan kepada pelanggan IndiHome, agar selalu bisa terkoneksi dengan mudah dan murah melalui akses internet wifi ke jaringan @wifi.id seluruh Indonesia secara otomatis (seamless).

6)      Melon – Portal Streaming and Downloadà Pelanggan IndiHome akan mendapatkan free Streaming dari MelOn Indonesia.

2.3 Pembelajaran IPA

IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis, tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Sistematis artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedang berlaku umum maksudnya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten (Samatow, 2006). Menurut Fauziah (2013), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di SD Islam Mohammad Hatta Malang, penelitian ini dilakukan tanggal 01 sampai 03 Desember 2021. Subjek penelitian adalah siswa-siswa SD Islam Mohammad Hatta kelas VI dengan jumlah siswa 28 anak. Metode pengambilan data dengan cara observasi dan pengisian angket. Uji korelasi menggunakan korelasi pearson

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBHASAN

Intepretasi nilai layanan indiHome terhadap belajar IPA kelas VI selama pembelajaran online mengacu pada kriteria Ridwan (2005).

Tabel. 1 Interpretasi Nilai Minat Membaca

Skor Rata-rata %

Kriteria

0-20

Sangat tidak baik

21-40

Tidak baik

41-60

Cukup baik

61-80

Baik

81-100

Sangat baik

Hasil perhitungan angket penggunaan layanan indiHome terhadap nilai IPA kelas VI. Ditunjukan pada gambar.1

Gambar.1 Nilai Layanan indiHome

Nilai penggunaan layanan indiHome berdasarkan Gambar.1 menunjukan hasil 82% berarti tandanya layanan yang dierikan indiHome sudah sangat baik dalam memberikan layanan. Menurut Hadiyati (1999) pelanggan merasa puas dan menganggap penting atas sikap Customer Service dalam memberikan informasi secara jelas dan simpati serta bersikap ramah. Menurut Gunawan (2017) pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Oleh sebab itu perhatian besar terhadap kepuasan pelanggan sebagai alat bersaing sangatlah penting karena pelanggan yang terpuaskan akan cenderung setia terhadap perusahaan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan

Hasil belajar IPA kelas VI selama pembelajaran online dengan menggunakan fasilitas layanan indiHome. Ditunjukan pada Gambar. 2

Gambar. 2 Nilai IPA Kelas VI

Rata-rata nilai IPA kelas VI selama pembelajaran oning didapatkan hasil 84% artinya siswa sudah mengikuti pembelajaran IPA dengan sangat baik. Kedua hasil layanan indiHome dan nilai belajar IPA kelas VI selanjutnya akan di uji menggunakan Korelasi Pearson untuk melihat apakah keduaya saling berhubungan atau tidak.disajikan pada Tabel.2

Tabel.2 Hasil Analisis Korelasi

Parameter

FHitung

FTabel

Sig

Kesimpulan

Layanan IndiHome

0.613

0.374

0.001

Ada Korelasi Kedua variabel

Nilai IPA

0.613

0.374

0.001

Berdasarkan Tabel. 2 nilai signifikansi antara layanan indiHome dengan nilai IPA kelas VI adalah sebesar 0.001<0.05 yang berarti menunjukan adanya korelasi yang signifikan antara kedua variabel layanan indiHome dengan nilai IPA kelas VI. Berdasarkan FHitung hubungan layanan indiHome dengan nilai IPA kelas VI adalah sebesar 0.613>0.374 maka dapat disimpulkan kedua variabel  memiliki hubungan, dengan derajat hubungan korelasi kuat, bentuk hubungan positif, yaitu dimana layanan indiHome dengan nilai IPA kelas VI tidak bertanda negatif dengan nilai 0.613. jadi bisa disimpulkan bahwa semakin  bagus layanan indiHome semakin tinggi pula nilai IPA kelas VI.

Layanan yang bagus dapat memberikan kepuasan tersendiri kepada konsumen, definisi kepuasan menurut Zeithaml (2000) respon atau tanggapan pelanggan (konsumen) berkenaan pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan barang atau jasa, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan konsumsi pelanggan. Diera saat ini layanan internet harus semakin bagus karena khususnya di bidang pendidikan sangat membutuhkan sekali demi kelancaran pembelajaran serta bisa mendorong siswa lebih semangat belajar sehingga bisa mendapatkan nilai yang bagus.

Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila katersediaannya yang memadai disertai dengan pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal. Untuk mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian saran dan prasaranan pendidikan, sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Tanpa fasilitas belajar yang baik, sekolah sulit melahirkan keluaran yang kompeten (setijoprojo, 2015).

Bukan hanya fasilitas belajar di sekolah yang dapat mempengaruhi kualitas belajar anak, tetapi fasilitas belajar di rumah juga berpengaruh. Fasilitas belajar merupakan faktor penting dalam menentukan motivasi dan hasil belajar. Dengan adanya fasilitas belajar di rumah yang lengkap akan sangat penting dan membantu bagi anak dalam proses belajar. Fasilitas tersebut dapat berupa alat tulis, tempat belajar maupun fasilitas belajar lainnya seperti internet di masa pandemi Covid-19  saat ini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini berdasarkan uji korelasi person layanan indiHome dengan nilai belajar IPA kelas VI memiliki korelasi (hubungan) dengan betuk hubungan positif artinya semaikin tinggi layanan indiHome semakin tinggi nilai belajar IPA siswa kelas VI. Untuk mendukung supaya siswa semakin giat belajar dan mendapatkan nilai yang bagus orang tua harus menyediakan sarana prasarana yang memadai salah satunya jaringan wifi guna untuk melancarkan proses belajarnya.

5.2 Saran

Menurut pendapat saya, di pandemi Covid-19 penggunaan internet sudah wajib terpenuhi karena melihat Covid-19 di Indonesia belum 100% hilang oleh sebab itu banyak sekolah masih menerapkan proses belajar mengajar melalui online (daring). Untuk memberi kelancaran siswa belajar dan supaya tidak ketinggalan materi saat belajar sudah sepatutnya orang tua memberikan fasilitas anaknya jaringan internet

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Apjii, TIM. 2018. “Potret Zaman Now Pengguna Dan Perilaku Internet Indonesia”. Buletin APJII. Edisi 23 Apri

Arifa, Fieka Nurul. 2020. “Tantangan Pelaksanaa Kebijakan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Covid-19”. Bidang Kesejahtraan Sosial Info Singkat. Volume XII Nomor 7 April.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Balitbang Depdiknas

Fauziah, Utin. Hairida. dan Melati, H.A. 2013. “Peningkatan Efektifitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi True Or False Berbantuan Media Flash.”

Firman dan Sari Rahayu Rahman. 2020.“Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19”. Journal of Educational Science. Volume 02 Nomor 02 Maret

Hadiati, Sri, dan Sarwi Ruci (1999). ”Analisis Kinerja Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan.,” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1, pp. 56-64.

Novianto, Lik. 2013. “Perilaku Penggunaan Internet Di Kalangan Mahasiswa (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Penggunaan Internet Dikalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (FISIP UNAIR) Dengan Perguruan Tinggi Swasta (FISIP UPN) Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasinya)”. Jurnal Unair. Volume 2 Nomor 1.

Nupita, E. 2013.Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Pemecahan Masalah IPA Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar.Skripsi.Universitas Negeri Surabaya.

Riyana, C. (2019). Produksi Bahan Pembelajaran Berbasis Online. Universitas Terbuka

Setijoprojo, Adji dkk. 2015. Anatomi Manjemen Pendidikan. Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Sofyana &Abdul. 2019. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika, 8 (1), 81-86

KOMPETENSI GURU PROFESIONAL ABAD 21 UNTUK MENJAWAB TANTANGAN PEMBELAJARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

  KOMPETENSI GURU PROFESIONAL ABAD 21 UNTUK MENJAWAB TANTANGAN PEMBELAJARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 1 Eko Cahyono SD Islam Mohammad Ha...